Monday, July 7, 2014

Kecewa di Pura Parahyangan Agung dan Curug Nangka


Curug Nangka, Gunung Salak Bogor.


Hari sabtu kemarin sebelum bulan Ramadhan, saya sengaja ngajak keluarga jalan-jalan ke Kawasan Gunung Salak Endah, ngak jauh-jauh dari rumah masih di Bogor. Rencananya ingin lihat-lihat keindahan PURA PARAHYANGAN AGUNG JAGATKARTA. waduh panjangnya nama Pura. Pura ini adalah Pura terbesar di Indonesia, di luar Pulau Bali tentunya.  Berangkat dari rumah jam 7 pagi, sarapan sebentar di dekat Hotel Salak di Pusat Kota Bogor, sampai Kawasan Pura jam 8 pagi. Cuaca agak berawan, udara sejuk menyegarkan. Rupanya sudah banyak pengunjung Pura sepagi itu, tapi rata-rata pengunjung pura itu menggunakan kebaya dan pakaian khas Bali, khas penganut Hindu. Rupanya pura itu kalau pagi dipenuhi umat Hindu yang mau sembahyang. Sedangkan pengunjung diperbolehkan masuk kawasan Pura mulai jam 11 pagi. Hadeeuhhh...... boring deh, kalau harus nunggu selama 3 jam. KECEWA deh.


Pintu masuk kawasan Pura. Ada pengumuman pengunjung umum baru boleh masuk jam 11.00 WIB. Bus pariwisata yang banyak parkir di situ ternyata membawa umat Hindu dari Sidoarjo dan juga Lombok. Jauh banget kan ? Mungkin selain ziarah sambil wisata ke Bogor kali.
Perlu naik beberapa anak tangga untuk ke kawasan Pura. Letak Pura tidak persis di pinggir jalan. Terlihat umat Hindu yang turun dari Pura selesai ibadah.
Karena penjaga Pura tidak memperbolehkan saya masuk ke Pura dan harus nunggu sampai jam 11, saya terpaksa cari alternatif wisata ke lokasi lain dulu yang berdekatan. Tanya Tukang parkir, akhirnya saya putuskan ke AIR TERJUN “CURUG NANGKA”. Curug (bahasa Sunda) = Air terjun (Bahasa Indonesia). Ya, biarpun ngak masuk list kunjungan hari itu, terpaksa saya ke sana. Setelah nyasar 3 kali dan tanya orang 4 kali, akhirnya sampai juga Curug Nangka. Jarak Curug Nagka dari Kawasan Pura ngak sampai 5 km. Dekat saja. Sedikit ke arah Barat dari Curug Nangka, ada juga CURUG LUHUR. Lebih ke Barat lagi ada CURUG NGUMPET, CURUG CIGANEA, CURUG SERIBU, dan curug-curug lainnya. Ternyata di kawasan wisata GUNUNG SALAK ENDAH ini banyak sekali tempat wisata, Selain Curug-Curug yang jumlahnya banyak itu, ada juga BUMI PERKEMAHAN SUKAMANTRI, BUMI PERKEMAHAN GUNUNG BUNDER, KAWAH RATU Gunung Salak dan masih banyak lagi.

Masuk kawasan Curug Nangka ternyata harus melalui 2 portal dan 2 kali bayar. Portal pertama punya Pemda, tarif Rp12.500/orang, dan portal kedua punya Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS),  tarif ngak tahu soalnya gratis. Kok bisa gratis ? hehe... kebetulan saya banyak kenalan Pegawai TNGHS dan waktu ngobrol-ngorol sama penjaga pintu TNGHS, ternyata Kepala Resort di situ kenalan saya juga. Namanya Pak Sukiman. Cuma pagi itu belum datang. Ya gitu deh banyak silaturahmi ternyata membawa berkah. Saya jadi diperbolehkan masuk gratis, malah tiket dari portal Pemda yang terlanjur dibayar juga dikembalikan. Alhamdulillah. Untuk menuju ke Curug Nangka, perlu jalan kaki sekitar 300 meter naik bukit dari tempat parkir mobil. Sepanjang jalan setapak menuju Curug Nangka, SAMPAH berserakan dimana-mana. Benar-benar KECEWA berat deh. Alam indah dan asri harus rusak oleh prilaku manusia yang tidak bertanggung jawab. Dan sampah itu ternyata bukan di sepanjang jalan saja, bahkan di sungai dan bantaran sungainya pun banyak sampah. Benar-benar keterlaluan. Tapi bagaimanapun, ya sudah nikmati saja apa yang ada.


Tempat parkir mobil.
Jalan setapak dari parkir mobil menuju Curug Nangka. Penuh sampah dimana-mana.

Aliran airnya tidak begitu besar.
Dua air terjun kecil. Lupa nama air terjunnya, tapi masih satu aliran sungai dengan curug nangka.
Anak kampung sedang main air.
Air sungai di Curug Nangka yang masih jernih. Lumayan segar dan dingin buat cuci muka.

Tempat ini adalah tepat di atas Curug Nangka. Belakang saya itu lah jatuhnya air ke Curug Nangka.
Curug Nangka. Agak susah kalo mau ke bawah. jadi hanya bisa diambil gambar dari atas saja.
Habis cape turun dari Curug Nangka, makan minum dulu di tempat parkir. harga lumayan murah.
Setelah puas menikmati keindahan curug nangka yang dirusak oleh banyaknya sampah, saya kembali ke Pura jam 10.40 dan sebelum Jam 11.00 sudah sampai Pura, dekat saja kan. Saya kembali minta ijin ke Penjaga untuk masuk Pura. Penjaga Pura melarang Istri saya masuk karena sedang haid. Ada peraturan seperti itu kata Penjaga Pura. Jadi hanya saya dan anak bungsu saya yang mau masuk Pura. Anak pertama dan kedua saya ngak mau masuk Pura, takut katanya. Maklum sekolah di SD Islam Terpadu jadi mereka takut dosa kali. Bagus lah, keimanan dan keislaman sudah tertanam kuat sama mereka. Sebelum masuk, saya disuruh pakai kain kuning sesuai ketentuan. Saya pikir, saya boleh masuk ke bagian dalam Pura itu, oh ternyata salah besar, saya hanya diperbolehkan masuk kawasan luar Pura, masuknya juga dari pintu samping dan hanya boleh ambil gambar dari luar halaman Pura. KECEWA kedua kali deh. Mau apa lagi, apapun ya tetap nikmati saja lah...hehe.
 
Berlarian menuju Pura.
Inilah pintu masuk Pura. Lihat tanda panah di kanan. Untuk umat Hindu yang mau ibadah masuk lewat pintu utama ke kiri, untuk pengunjung umum lewat samping pagar ke kanan.
Aturan bagi pengunjung
Halaman pura. Pengunjung umum hanya diperbolehkan sampai sini saja.
Pintu masuk kedua Pura berlatar belakang Gunung Salak yang sedang mendung . Bagian utama Pura ada di dalam tapi ngak boleh masuk.
Ngak tahu sejak kapan pengunjung dibatasi sampai sini. Baca Blog orang katanya dulu masih bisa masuk ke bagian utama Pura ke dalam.
Kalau berpikir positif mungkin betul juga pengunjung dibatasi hanya sampai halaman saja. di Dalam kan memang hanya untuk ibadah mereka.
Mereka sedang main, padahal di dalam sedang ada ibadah. Rupanya anak-anak umat hindu juga ada saja yang nyeleneh.
Pulang dengan kekecewaan..hehe.



18 comments:

  1. Air begitu jernih.....saya suka air yang jernih dan bersih....cantik sungguh air terjun tu...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Air memang jernih dan air terjunnya pun lumayan cantik Pak Lim. tapi kebersihan kurang terjaga, itulah yang membuat saya kecewa. Kenapa mereka tega mengotori alam yang indah itu.

      Delete
    2. Terima kasih....Insyallah saya akan ke Bogor suatu hari nanti. Anak saya dulu kuliah di Universitas Gajah Mada. Sekarang sudah kembali bertugas di Hospital Putra Jaya. Selamat berpuasa.

      Delete
    3. Wah, Anak Pak Lim studi di UGM, hebat lah. UGM antara Universitas terbesar di Indonesia. Oh ya kalau suatu saat nanti Pak Lim ada rencana ke Bogor, jangan lupa hubungi saya ya. barangkali saya bisa membantu.

      Delete
    4. Mas MKL kan pensyarah..of coz anak nya juga hebat dong...seperti ayahnya

      Mas Gunadi : Alaaaa JM nak jugak please..please pegang kaki sambil merayu!!!!

      Delete
    5. Oh.. Pak Lim itu Dosen Universitas ya .... salam hormat untuk Pak Lim, Cinta dan Anak-anak Pak Lim yang hebat-hebat itu.

      Mbak JM nak jugak apa ? Nak juga ke Bogor ? hehe. Mbak JM juga nanti kalo mau ke Bogor jangan lupa hubungin saya saja.Barangkali saya bisa bantu juga. Gembira saya bisa ketemu Mbak JM nanti.

      Delete
  2. Selamat menunaikan ibadah puasa buat mas Gunadi sekeluarga...

    Walaupun banyak sampah tapi sungainya bersih dan cantik,,, masih sesuai untuk mandi manda...

    Tak perlu kecewa sebab tak dapat masuk ke pura...

    Oh ya mas... gimana mahu membezakan umat Hindu dengan yang lainnya kalau di Indonesia... dari segi nama mungkin... sebab dari segi paras rupa mungkin sama saja dengan umat lain...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih Pak Mie. Selamat menunaikan ibadah puasa juga bagi Pak Mie dan semua yang menunaikannya.

      memang banyak orang yang mandi manda waktu itu Pak Mie, dan air itu memang tetap jernih, sayang sampah plastik itu banyak yang membuang sembarangan ke sungai dan ke jalan, padahal tempat sampah disediakan cukup banyak.

      Tadinya kecewa sebab ingin melihat keindahan bagian dalam Pura itu. Tapi lihat pemandangan Pura dengan latar belakang Gunung Salak sudah cukup indah untuk mengurangi kekecewaan Pak Mie..hehe.

      wah..susahlah Pak Mie membedakannya pemeluk agama kalau dari segi paras rupa. nama pun bukan jaminan dapat membedakan agama. nama mungkin hanya bisa sedikit membedakan asal etnis saja. untuk etnis pribumi mungkin yang paras rupanya beda banget hanya Etnis Papua, Maluku dan Flores, agak mirip Negro.

      Delete
  3. harga tiket masuk ke curugnya mahal amat ya ?, paling orang datang sekali sudah malas berkunjung lagi. Tiap tempat ibadah memang mempunyai peraturan tersendiri. sekarang ke Borobudur juga ada peraturan yang mengikat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. sudah mah mahal karena ada 2 portal masuk dan 2 tiket, belum tambah tiket parkir Rp5000,- eh kebersihan kawasan Curugnya ngak dijaga. sampah dimana-mana. untung saya gratis, cuma bayar parkir saja. kayaknya memang bikin kapok dan makin sepi saja tempat wisata kalau seperti itu.

      Delete
  4. Ohhh kecewa x dpt masuk ke pura tu kiranya 2 kali kecewa deh dtg awal tp ngak boleh masuk :-)
    Tp yg pasti view ngpya cantik amat dong hijau dan sejuk je mata memandang
    Bab buang sampah bersepah2 tu d msia ada jgk yg bersikap begitu mmg x heran dong
    Mas x terjun sungai mcm bedak tu ke mesti best sbb airnya sejuk
    *ehh rupanya Jm belum follow blog ni eh! Waddduh kapan jadi gini! Skrg jgk Jm polow :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tadinya hanya berniat melihat-lihat pura saja Mbak JM, tidak berniat ke Curug Nangka, jadi tidak bawa pakaian untuk ganti. mau mandi ngak pakai baju malu dong..banyak orang..hehe.

      Terima kasih Mbak JM sudah follow Blog saya ya. Hebat mbak JM Followernya sudah banyak banget deh.

      Delete
  5. mas gunadi resto Manjabal 2 , bagus untuk singgah. makanannya enak harga pun berpatutan.suasana pun menarik .

    ReplyDelete
  6. Pertama kalinya saya ke Curug Nangka pas pemilu legislatif 9 April 2014 yang lalu. Pengunjungnya banyak banget dan jangan bayangkan jumlah sampahnya, ehehehe. Klo buat saya sih, yang menyebalkan itu pas ditarik dua kali karcis masuk. Beruntung dirimu kenal sama staff pengelolanya Kang. Tapi mungkin besok2 saya bakal kembali ke sini lagi. Sebab saya belum sempat motret curug Nangkanya seperti yang dirimu potret itu. Maklum, kalau banyak pengunjungnya saya jadi males motret, hahaha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kayaknya ada duplikasi pengelola gitu ya Mas Mawi, jadinya saling lempar tanggung jawab kali ya. Mereka cuma ambil uang tiketnya tapi saling lempar tanggung jawab untuk membersihkan lokasi wisatanya. Pengunjung yang kecewa.

      Delete
  7. air terjunnya bagus, jadi pengen kesana..


    Salam kenal
    http://travellingaddict.blogspot.com/

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau difoto memang bagus Mas Budy, tapi kalau datangin langsung memang ngak sebagus difoto karena sampah berserakan dimana-mana. Salam kenal juga Mas Budy.

      Delete